Pemerhati kewirausahaan menyatakan
bahwa sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari
kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator).
Hal ini disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan
tinggi saat ini, yang umumnya lebih terfokus pada ketepatan lulus dan kecepatan
memperoleh pekerjaan, dan memarginalkan kesiapan untuk menciptakan pekerjaan.
Mengingat kondisi sosial ekonomi
sedang lemah serta sulitnya mencari pekerjaan di sektor pemerintahan atau
pegawai negeri yang membutuhkan berbagai persyaratan melalui jenjang
pendidikan, maka situasi tersebut menimbulkan semakin banyak peluang bagi
orang-orang untuk mencari atau membentuk usaha pribadi melalui gagasan atau
ketrampilan yang dimiliki. Pembangunan sumber daya manusia perlu dilaksanakan
secara menyeluruh, terarah, dan terpadu di berbagai bidang, terutama yang
mencakup bidang pendidikan, latihan, serta penyediaan lapangan kerja. Salah
satu usaha yang membutuhkan tantangan,ketrampilan,serta minat yang kuat
tersebut adalah dengan berwirusaha.
Masih sulit mengubah mindset
masyarakat dengan menjadikan wirausahawan sebagai profesi utama. Selama ini
bukan profesi utama yang ingin digeluti sebagian besar masyarakat Indonesia.
Sebagian besar lebih memilih menjadi tentara, dokter dan profesi lainnya.
Kemampuan mengembangkan potensi diri ini menjadi masalahnya. Solusi yang harus
dilakukan dengah mengubah mindset para mahasiswa dari pencari kerja menjadi
pencipta lapangan kerja. Dari job seeker menjadi job creater. Meskipun tidak
mudah mengubah mindset mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman. “Mau tidak
mahasiswa merubah mindsetnya. Kadang mahasiswa itu gengsi untuk berjualan.
Masalah harus ada stimulus bahwa keinginan jadi wirausahawan bukan nomer dua
atau nomer tiga. Jangan sampai mahasiswa berlindung dibalik status
mahasiswanya. Kalau sudah lulus harus bersaing ketat.
Menurutnya, untuk itu mahasiswa
harus didorong punya jiwa wirausaha karena secara makroekonomi juga akan
membantu pemerintah. Kedepan perguruan tinggi didorong tidak hanya menghasilkan
tenaga kerja yang siap pakai tapi juga dapat menciptakan lapangan kerja. Salah
satunya dapat dilakukan melalui kurikulum sebagai sesuatu yang bisa
mentransform mahasiswa yang kurang memiliki nilai menjadi outputnya memiliki
nilai tambah melalui jiwa wirausaha. Dia mengemukakan untuk menumbuhkan jiwa
wirausaha di Unpas diterapkan hidden kurikulum kewirausahaan pada kurikulum
berbasis kompetensi. Kurikulum dimana beberapa matakuliah itu melakukan praktek
wirausaha. “Kurikulum berbasis wirausaha bersifat hidden kurikulum yang bisa
dimasukan di setiap mata kuliah. Tidak hanya fakultas ekonomi saja tapi juga
fakultas lain,” katanya.
Untuk menumbuh kembangkan jiwa
kewirausahaan dan meningkatkan aktivitas kewirausahaan agar para lulusan
perguruan tinggi lebih menjadi pencipta lapangan kerja maka para mahasiswa
diberi materi Kewirausahaan sebagai mata kuliah dimana diberikan satu minggu
satu kali tatap muka. Dengan adanya mata kuliah Kewirausahaan diharap dapat
merubah mindset para lulusan perguruan tinggi untuk cenderung memilih mandiri
dan berusaha (job creator) daripada sebagai pencari kerja (job seeker).
Ada beberapa sebab yang melatar
belakangi banyaknya penggangguran tingkat Diploma dan Perguruan Tinggi
tersebur dalam hal berwirausaha, diantaranya :
1. Sebagaian
besar para lulusan Perguruan Tinggi cenderung sebagai pencari kerja (job
seeker) daripada sebagai pencipta lapangan pekerjaan (job creator).
2. Kurang
nya informasi, dukungan, motivasi dan pengetahuan tentang kewirausahaan
3. Kurangnya
informasi, dukungan dan pengetahuan dari pemerintah, keluarga dan tempat
pendidikan tentang dunia kewirausahaan.
Beberapa alasan-alasan tersebut di
atas menyebabkan mereka didorong untuk menjadi pegawai negeri atau swasta
setelah lulus dari Perguruan tinggi, belum ada dukungan yang maksimal baik dari
keluarga, pemerintah maupun dunia Pendidikan untuk mandiri atau berwirausaha.
Dengan rendahnya tingkat keinginan para lulusan terdidik (diploma dan sarjana)
untuk berwirausaha, maka jumlah lapangan pekerjaan semakin sempit
sedangkan jumlah pengangguran semakin meningkat. Untuk itu perlu adanya
sinergi dan dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan minat para
generasi muda berwirausaha sehingga mereka dapat menciptakan lapangan kerja
sendiri dan orang lain yangmana nantinya dapat mengurangi jumlah penggangguran
terdidik di Indonesia. Diharapkan dengan adanya minat para lulusan perguruan
tinggi untuk mandiri, berwirausaha maka akan meningkat pula aktivitas
entrepreneurial (berwirausaha) sehingga dapat tercipta bisnis baru, peluang
pekerjaan dan berkurangnya penggangguran. job creator berarti mengurangi
pengangguran karena kita dapat membuka peluang kerja bagi orang lain. So, satu langkah
justru bisa menjadi berkah bagi banyak pihak.
Strategi Perubahan Mindset Lulusan
Perguruan Tinggi dari Job Seeker menjadi Job creator
Setiap Perguruan tinggi harus bisa
melahirkan mahasiswa yang kreatif. Pentingnya menciptalan Fleksibilitas
dalam belajar di perguruan tinggi akan ikut mendorong lahirnya kreativitas dan
inovasi bagi setiap lulusannya. Pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi
bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan
yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha. Pendidikan
kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan
pendidikan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa secara bersama-sama
dalam komunitas pendidikan sehingga diharapkan akan menciptakan mindset
sebagai seorang pencipta kerja (job creator). Berikut ini adalah strategi mengubah Mindset Lulusan Perguruan Tinggi dari Job Seeker
menjadi Job creator.
Perbedaan yang dapat dilihat pada
saat jadi pengusaha dan menjadi karyawan yaitu:
Pengusaha:
1. membuka lapangan pekerjaan
1. membuka lapangan pekerjaan
2. mandiri + independen
3. bebas
4. lebih kreatif dan dinamis
2. tidak independen
3. terkungkung dan terkekang
4. hanya jadi "pelayan" bagi atasan
Sumber :
http://vinaalpiyani.blogspot.com/2014/12/opini-tentang-job-seeker-vs-job-creator.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar